Kamis, 15 Agustus 2019

Pengumpulan Data Dalam Penelitian

Hasil gambar untuk research
            Pendekatan kualitas menurut teknik-teknik penentuan sampel yang berbeda dari sampel yang dipilih secara acak acak dan bersifat probalitas, yang lazim digunakan oleh para peneliti kuantitatif. Sampel kualitas lebih fleksibel dan tidak dimulai dengan penetapan bingkai sampling yang kaku, seperti dalam riset kuantitatif. Ini disebabkan sampling kualitatif berkembang selama proses riset, saat anda menemukan tanda-tanda dan petunjuk-petunjukan baru untuk dikembangkan lebih lanjut.
            Pada awal riset, anda tidak perlu menetapkan secara spesifik jumlah informan dalam sampel, walau diharapkan untuk mengindikasikan angka-angka yang dilibatkan sebagai sampel awal :”sampel awal terdiri dari informan berjumlah x”. Strategi penarikan sampel ini berbeda dengan riset kuantitatif. Pada riset kuantitatif anda memilih semua informan sebelum proyek dimulai.
a.      Parameter dan dimensi penarikan sampel
Terdapat sejumlah dimensi yang menjad landasan penarikan sampel, meliputi orang-orang, setting (latar), peristiwa, proses, aktivitas, dan waktu ( Miles dan Huberman, 1994 ; Hammersly dan Atkinson, 1995). Yang paling utama dari unsur riset ini adalah orang-orang. Mereka dipilih berdasarkan pengalaman terhadap fenomena yang diteliti. Konteks mengacu pada kondisi dan situasi tempat partisipan ditemukan. Waktu mengacu pada tahapan, atau urutan, atau irama yang berbeda dari waktu, atau waktu spesifik dari hari atau kalender.
b.      Sampel Purposif ( Purposive Sampling) atau sampel beroroentasi tujuan
Lecompte dan Preissle (1997) menyatakan bahwa penarikan sampel “ yang didasarkan pada kriteria” merupakan istilah lebih baik bagi jenis sampel acak, sesungguhnya sangat berorientasi tujuan” digunakan oleh sebagai besar peneliti kualitatif. Ketika memilih sampel, pastikan bahwa para informan potensial anda mau berbagai pengalaman. Beberapa mungkin akan terganggu karena mengungkapkan pratik-pratik dan ideologi mereka sendiri, atau karena informasi yang diungkap mungkin sangat sensitif. Karena itu, bisa saja timbul semacam keengganan untuk berbagi pemikiran dan perasaan. Hargailah hal ini, dan carilah informan lain di tempat yang berbeda. Ingatlah selalu untuk melakukan pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang sesuai, bukan atasdasar kesenangan pribadi.
Dalam wawancara online, adalah penting memastikan bahwa para informan potensial anda mempunyai akses komputer yang memadai, serta punya keahlian dalam mengekspresikan diri, menggunakan e-mail, atau perangkat lunak untuk real-time chat ( bisa chatting pada saat diperlukan- peny).
v  Jenis-jenis Sampling
-          Sampel homogen ( homogeneous sampel)
-          Sampel heterogen ( heterogeneous sample)
-          Sampel populasi total ( total population sampel)
-          Sampel rujukan berantai ( chain referral sampel)
-          Sampel oportunistik ( opportunis or convenience sample)
-          Sampel teroretis ( theoretical sample).
                           
Sampel homogen terdiri dari individu-individu yang tergolong dalam subkultur atau kelompok yang sama, dan memunyai karakteristik serupa. Unit-unit sampel homogen bermanfaat ketika anda ingin mengamati atau mewawancarai kelompok tertentu. Sampel heterogen terdiri dari individu-individu atau kelompok-kelompok yang berbeda satu sama lain dalam satu aspek utama. Variasi lain dari sampel purposif adalah sampling rujukan berantai atau bola salju/snowball. Dalam teknik sampling jenis ini. Anda mendapatkan satu partisipasi yang lain. Misalnya, anda bisa meminta tolong pada seseorang yang baru saja anda wawancarai, untuk mengusulkan orang lain yang memunyai pengetahuan sebuah topik atau area tertentu, dan bersedia ambil bagian dalam riset.
Metode lain dalam penarikan sampel purposif atau sampel berdasarkan kriteria adalah:
-          Pemilih kasus esktrim atau kasus tidak lazim ( extreme case/atypical-case)
-          Pemilihan kasus khas/tipikal (typical-case)
-          Pemilihan kasus unik ( unique-case)

Singkatnya, sampling atau penarikan sampel dalam riset kualitatif adalah:
-          Fleksibel : sampling berkembang selama riset berlangsung.
-          Berurutan  : pemilihan unit-unit sampling tidak dibuat sebelum kerja sama lapangan dimulai, namun berkembang ketika temuan-temuan diperoleh.
-          Dipandu oleh perkembangan teoretis : sampel menjadi kian terfokus, seiring dengan perkembangan riset.
-          Sinambung ( berkelanjutan) : berlangsung sepanjang proses riset, hingga tak ada lagi data baru yang relevan.
-          Terlibat dalam pelacakan kasus-kasus negatif atau menyimpang ( kuzel, 1999).

Ukuran Sampel
            Walau tak ada aturan atau panduan ketat untuk ukuran sampel, secara umum sampel kualitatif terdiri atas unit-unit sampling kecil yang diteliti secara mendalam. Beberapa teks riset merekomendasikan enam hingga delapan unit data, jika sampelnya berupa kelompok homogen, atau, dua belas hingga dua puluh unit data untuk kelompok yang heterogen ( Kuzel, 1999). Yang paling sering, sampel terdiri dari empat hingga empat puluh informan.
Bagaimana sebutan bagi orang-orang yang menjadi sampel kita?

            Sebutan ini penting, karena mengeksplisitkan posisi peneliti, sekaligus menentukan hubungan mereka dengan orang-orang yang dipelajari. Kebanyakan, peneliti kualitas memilih terminologi “partisipan” atau “informan” untuk menyebut sampel mereka. Dalam survei baik wawancara terstruktur ataupun angket tertulis istilah yang paling sering di gunakan adalah “responden”. Sesungguhnya, banyak peneliti kualitatif dan teks-teks dan laporan riset. Lagi pula, Americal Psychological Association, yang sering menetapkan aturan-aturan riset, tidak lagi menggunakan istilah “subjek”. “Interviewee” ( narasumber atau orang yang di wawancara) dapat digunakan, tetapi beberapa pihak menganggap istilah kaku atau membosankan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nona Alviena Published @ 2014 by Ipietoon