Berjuta tahun yang sudah silam, semua itu tidak ada.
Tidak ada langit, tidak ada bumi, gunung-gunung tumbuh-tumbuhan,
binatang-binatang, sungai-sungai, lautan-lautan, benda-benda diangkasa (bulan,
bintang, matahari), dan manusiapun belum ada. Begitu juga para malaikat,
jin-jin, iblis-iblis pun belum ada. Lantas apa dan siapa yang ada dikala itu?
yang ada hanyalah Allah Ta’ala.
Kalamullah
dalam Al-Quran menyebutkan:
هُوَ
ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡأٓخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلۡبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ
٣
Artinya:
“Dialah
yang awal dan yang akhir, yang zhahir dan yang bathin ; dan dia maha mengetahui
segalanya”.
(QS. Al-Hadid:3)
Jelas
menurut kalamullah di atas, bahwa Allahlah yang mula pertama telah ada sebelum
segala sesuatu ada dan tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang nyata
adanya karena banya bukti-buktinya dan tidak dapat digambarkan hikmat zat-NYA
oleh akal.
Kemudian
dengan Kodrat dan Iradat-Nya, Allah menciptakan alam semesta ini dalam 6
periode (masa). Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
وَهُوَ
ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ وَكَانَ عَرۡشُهُۥ
عَلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۗ وَلَئِن قُلۡتَ
إِنَّكُم مَّبۡعُوثُونَ مِنۢ بَعۡدِ ٱلۡمَوۡتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ
إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ٧
Artinya:
“dan
Dialah yang menciptakan lagit dan bumi dalam enam masa. Dan adalah
singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah diantara
kamu yang lebih baik amalnya”.
(QS. Hud : 7)
Dalam
menciptakan alam semesta, Allah hanya cukup mengucapkan “KUN (jadilah)!. Maka
terciptalah apa yang dikehendaki-Nya, tanpa bantuan siapapun.
Allah
berfirman:
إِنَّمَآ
أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيًۡٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٨٢
Artinya:
“Sesungguh-Nya
keadaannya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
“jadilah!” maka terjadilah ia”.
(QS. Yasiin : 82)
Sehingga
yang tadinya tidak ada menjadi ada. Yang tadinya hampa dan kosong menjadi rupa
dan berbentuk. Akhirnya terciptalah alam semesta ini yang terdiri dari langit,
bumi dan seisinya, yakni matahari, bulan, bintang, tumbuhan, gunung, samudra,
lautan, binatang. Dan Allah juga menciptakan makhluk-makhluk halus seperti
iblis/syaitan-syaitan, malaikat-malaikat dan jin-jin seta makhluk lainnya.
Dengan
demikian, maka setiap siang dan malam kita dapat menyaksikan itu semua, yaitu
alam disekeliling kita. Maka, benarlah Firman Allah Ta’ala:
إِنَّ
رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا
مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ أَفَلَا
تَذَكَّرُونَ ٣
Artinya:
“sesungguhnya
tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas arasy (singgasana) untuk mengatur segala
urusan”.
(QS. Yunus : 3)
Oleh
karena itu, marilah kita berfikir akan keagungan, kebesaran dan kekuasaan
Allah serta segala apa saja yang telah diciptakan
oleh-Nya. Bagaimana langit di tinggikan tanpa tiang, bagaimana bumi
dibentangkan, bagaimana gunung ditegakkan dan bagaimana unta itu dijadikan?
Itulah tanda kekuasaan Allah.
Selanjutnya
ada disingkapkan dalam suatu riwayat, bahwa Allah Ta’ala menjadikan sebuah
pohon yang bercabang empat. Ia menamainya pohon yakin. Kemudian Allah
menjadikan nur Muhammad dalam hijab dari intan permata yang putih seperti
burung thawus (burung merak) dan Ia meletakkannya pada pohon yakin itu. maka
thawus itu bertasbih pada pohon itu selama 70.000 tahun. Lalu Allah menjadikan
cermin haya’ (malu) dan diletakkan di muka thawus. Setelah thawus melihat
bentuk rupanya dalam cermin dengan sebaik-baik dan seindah-indah bentuk dan
lebih indah gerakannya, maka ia merasa malu kepada Allah sehingga ia
berkeringat.
Kemudian
nur Muhammad itu bersujud 5 kali. Inilah kita diwajibkan bersujud waktu pada
waktu-waktu tertentu. Oleh karenanya Allah Ta’ala mewajibkan shalat lima waktu
kepada Muhammad saw. beserta umatnya.
Selanjutnya
Allah memandang kepada itu. karena malunya kepada Allah, maka berkeringatlah
nur Muhammad itu dan:
1.
Dari keringat
hidungnya nur, Allah menjadikan para malaikat.
2.
Dari keringat
wajahnya, Allah menjadikan Arasy, kursy, Lauh, Kolam, matahari, bulan,
hijab-hijab, bintang-bintang dan apasaja yang ada di langit.
3.
Keringat dari
dadanya, Allah menjadikan para nabi, rasul-rasul, ulama, syuhada dan shalihin.
4.
Keringat dari
punggungnya, Allah menjadikan Baitul Makmur, Ka’bah, Baitul Mukaddas dan
tempat-tempat masjid seluruh dunia.
5.
Keringat dari
kedua alisnya, maka Allah menjadikan umat Muhammad dari golongan mu’min dan
mu’minat, muslimin dan muslimat.
6.
Keringat dari
kedua telingatnya, Allah menjadikan
ruh-ruh yahudi, Nashara, Majusi dan sebangsanya seta golongan orang-orang yang
sama lacut dan buas dan orang-orang munafik.
7.
Dari keringat
kedua kakinya, Allah menjadikan bumi dan seisinya dari arah timur sampai arah
barat.
Kemudian
Allah swt. berkata kepada nur itu:
“lihatlah
mukamu wahai nur Muhammad saw.”
Maka
beliau melihat dimukanya berupa nur, di belangkangnya berupa nur, dan disebelah
kanan kirinya juga berupa nur. Dan mereka itu adalah Abu Bakar, Umar, Utsman
dan Ali (semoga Allah meridhai mereka).
Kemudian
nur itu bertasbih selama 70.000 tahun. Dan Allah menjadikannya nurnya para nabi
adalah dari nur Muhammad saw. Lalu Allah memandang kepada nur itu, maka dari
nur itu terciptalah ruh-ruh mereka, yakni ruh-ruh para nabi dijadikan dari
keringat ruh Muhammad saw. Dan Allah menjadikan ruh ummat para nabi adalah dari
keringat para nabi mereka. Maksudnya bahwa ruh-ruh setiap ummat dijadikan dari
keringat ruh nabinya. Adapun ruh-ruh para mu’minin dijadikan dari ummat
Muhammad saw. oleh karenanya mereka sama mengucapkan :
“Tiada
tuhan yang berhak disembah selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah”
Selanjutnya
Allah menjadikan lampu terbuat dari akik yang merah. Bagian yang luar dapat
terlihat dari dalamnya. Dan Allah menciptakan bentuk Muhammad, lalu Ia
meletakkannya pada lampu itu. maka beliau berdiri di dalamnya sebagaimana berdirinya
di waktu salat. Kemudian nurnya para nabu sama mengelilingi disekitar nur
Muhammad saw. sambil membaca tasbih, dan membaca tahlil selama 100 tahun.
Selanjutnya Allah memerintahkan ruh-ruh untuk melihat bentuknya. Maka ruh-ruh
itu sama melihatnya.
Sebagian ruh ada
yang memandang kepalanya, maka ia menjadi khalifah dan ratu (presiden) dari
para makhluk.
Ada yang melihat
keningnya, lalu ia menjadi raja yang adil.
Ada yang melihat
kedua matanya, lalu ia menjadi orang yang menghapal kalam Allah Ta’ala.
Ada yang melihat
kedua aliasnya, maka ia menjadi diplomat/advokad.
Ada yang melihat
kedua telinganya, maka ia menajadi pendengar dan penerima petunjuk.
Sebagian ruh itu
ada yang melihat kedua pipinya, maka ia menjadi orang yang bagus rupa dan
akalnya.
Sebagian itu ada
yang melihat bibirnya, maka merka akan menajdi patih (menteri).
Ada yang melihat
hidungnya, maka ia menjadi, hakim, dokter, dan cerdik cendikia.
Ada yang melihat
kepada mulutnya, maka menjadilah orang yang ahli berpuasa.
Ada yang melihat
giginya, maka menjadilah pria dan wanita yang cantik rupawan.
Ada yang melihat
lesannya nur, maka menjadilah utusan diantara para raja.
Ada yang
memandang tenggorokannya, maka jadilah ahli berpidato (muballig), pemberi
nasehat dan mu’adzin.
Ada pula yang meliaht
janggutnya, maka menjadilah ahli jihad fi sabilillah.
Ada yang
memandang kepada lehernya, maka jadilah peracak kuda dan tukang pedang.
Ada juga yang
memandang lengannya nur yang kanan, maka menjadilah orang yang ahli bekam.
Ada juga yang
memandang lengannya nur yang yang kiri, maka menjadilah tukang takar.
0 komentar:
Posting Komentar