Kamis, 21 November 2019

Trouble - Cerpen


“-dia menanyakan padaku bagaimana dia orangnnya sekarang, apa ada yang berubah padanya. Untuk waktu 4 tahun  menjalin persahabatan, sebenarnya hanya aku yang menganggapnya sahabat, tapi dia tidak, dia menganggapku hanya sebatas teman katanya, dia menanyakan pertanyaan itu membuatku kesal-”

Kinan menutup buku diary tanpa membaca habis, di perhatikannya cover benda persegi empat tersebut yang bergambarkan princess disney dengan tersenyum. Dia melirik si empunya diary yang lagi serius dengan laptop di depannya mempublikasikan beberapa cerpen di blognya tidak menyadari apa yang telah Kinan lakukan.
“bagus gambarnya, berapa belinya?” kata Kinan manatap covernya.
“kalau mau beli, beli yang besar” sahut Pia mengambil diarynya dari tangan Kinan dan memasukkan kedalam tasnya.
“pelit bangat, lihat gambarnya aja gak boleh” kata Kinan merajuk.
“pi?” panggil Kinan menyandarkan dagunya di bahunnya Pia.
“hm”
“pernah nonton film malaysia, Pen Merah Pen Biru?”
“ya, kenapa?”
“di situ kan tertukar diary, bagaimana kalau kita menukar diary? Aku baca punya kamu, kamunya baca punya aku”
“gak”
“ya boleh lah?” rayu Kinan yang tidak terlalu di tanggapi sama Pia yang serius dengan kegiatannya.

Kinan menyerah membujuk Pia, dia menoleh ke samping kirinya kearah Mega yang juga serius dengan laptop di depannya yang juga memamfaatkan wifi duduk di kantin seperti halnya Pia. Karena di cuekin sama dua temannya, Kinan memilih memainkan ponselnya, mendengar lagu menggunakan headsetnya. Bibirnya bergerak mengikuti lirik lagu yang didengarnya.

Kaulah yang selalu
Selalu menemaniku
Mendengar kisah
Pahit manis hidupku

Kaulah yang disitu
Setia menungguku
Kaulah yang selalu
Menjadi sahabatku

-Najwa Latif-Sahabat-

Kinan melirik arlogi yang terpasang di tangan kananya yang menunjukkan pukul 18:12 saat dia sampai di depan rumahnya. Setelah memarkirkan motornya, dia berjalan memasuki rumah dan menuju ke kamarnya. Dia merebahkan badannya dan tersenyum membayangkan kejadian di kantin tadi.

Kinan meraih buku yang terletak manis di meja belajarnya diantara beberapa buku-buku lain dan di susul dengan pena berwarna merah yang berdekatan dengan buku tadi.

Hi diary
Aku tidak sengaja membacanya
Aku membukanya dan halaman itu yang terbuka
Dia menulis tentang aku yang menganggapnya
Hanya sebatas teman saat dia menganggapku lebih
Aku sahabat baginya

Jujur...
Egoku terlalu tinggi untuk mengatakan “kamu sahabatku”
Walaupun aku tau itu tidak aneh, tetap saja aku tidak bisa
Mangatakan atau mengakuinya padanya.
Itu sama sulitnya dengan mengatakan “aku menyukaimu”
Pada orang yang benar-benar ku suka.

Tapi asal kamu tau  Piana zahira!!!
Kamu sahabat bagiku, bukan teman seperti yang kamu pikirkan.
Aku bukan tipe cewek yang dengan mudah mengatakan hal demikian.
apalagi aku punya kejadian yang membuatku sensitive dengan kata sahabat.

Kinan menutup diarynya setelah menuliskan tentang hal yang dianggap penting hari ini. Dia beranjak dari tidurannya, mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
“apa ada seorang teman yang ikut tertawa saat kita bahagia? 
menangis saat kita sedih? 
Selalu berusaha ada saat kita membutuhkannya? 
Setia menunggu walaupun lama? 
Diam saat kita memintannya diam? 
Mengerti kita tanpa harus kita katakan? 
Tetap peduli meskipun dia mengatakan dia marah pada kita? 
Mau mengalah meskipun itu berat? 
Mengingati tanpa membuat kita tersakiti? 
Tidak, tidak ada. Itu bukan teman namanya, tapi sahabat. 
Dia tidak perlu mengatakan, menandai atau mempromosikan  kalau kamu sahabatnya. 
kamu hanya perlu melihat dan memahaminya.
dia menunjukan ciri seorang teman atau sahabat. 
Tidak semua orang bisa mengatakannya. 
walau hanya sekedar “hn, kamu sahabat”.



The and

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nona Alviena Published @ 2014 by Ipietoon