Judul : Life Traveler, Suatu
Ketika di Sebuah Perjalanan
Penulis : Windy Ariestanty
Editor : Alit T. Palupi
Proofreader : Resita Wahyu Febiratri
Penerbit : Gagas Media
Ilustrator : Diani Apsari
Cetakan : September 2011
Tebal : 381 halaman
No. ISBN : 9789797804442
“Kadang, kita menemukan rumah justru di
tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. And yes, wherever you feel
peacefulness, you might call it home:”. (halaman
45).
Life Travel menceritakan tentang
pengalaman Windy mengelilingin Indo-china. Perjalanan yang yang bukan tentang
tujuan tetapi tentang perjalanan itu sendiri. Tentang Windy yang ingin pembaca
tahu bahwa bukan hanya pada tempat tujuan tapi di dalam perjalanan juga
terdapat pemandangan-pemandangan indah yang terkadang tidak terlihat oleh mata
lahir, namun mampu memuaskan mata batin.
Dalam buku ini, Windy
menceritakan pengalamannya ketika mendatangi beberapa tempat,mulai dari Ha Noi,
Paris, Belanda, dan juga Ciwidey, jawa barat. Ia berbagi semua pengalamnnya
yang baru dilihat, di dengar dan apa saja yang diamatinya selama mengunjungi
tempat-tempat tersebut.
Windy
menceritakan bukan bagaimana menuju Ha Long Bay dengan budget minim, bukan
tentang mencapai Menara Eiffel nan legendaris. Perjalanan dalam Life
Traveler adalah tentang bagaimana menemukan sebuah rumah di hotel kecil
milik Miss Hang di Ha Noi, tentang tidur cantik di sleeping bus dan tentang mengunjungi
sebuah warung kopi terpencil di pedalaman Cezka.
Sebelum memulai sebuah
perjalanan, windy menceritakan bagaimana cara mempacking semua barang dengan
sempurna yang disertai dengan tips-tipsnya tentu saja. Seperti kalimatnya yang
mengatakan jika ingin membawa banyak hal ketika pulang, tentu saja harus pergi
dengan tas ‘kosong’.
Pengalaman perjalanan pertama, Windy
mengajak kita bercengkerama di Ha Noi, The City of Piace yang membuat windy
bertanya kedamaian macam apa yang ditawarkan oleh kota yang menganut ideologi
komunis ini. Windy dan ketiga temannya memulai petuangannya di Ha Noi dengan
mengunjungi Pusat Kota terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan tempat
menarik lainnya di Ha Noi. Penggunaan bahasa yang menarik dan cara bertutur
yang apik membuat pembaca seakan ikut hadir bersama dengan Windy melakukan
petuangan. Seperti duduk di sebelahnya menikmati pagi atau duduk melamun menikmati
keindahan alam dari jendela bus. Tidak hanya di Vietnam, Penulis juga menuaikan
pengalamannya di Life Traveler ketika mengunjungi Kamboja, Praha, Czech
Republik, bahkan ketika berburu Louis Vitton di Paris.
Life Traveler dikemas dengan
begitu menarik, tidak hanya narasi perjalanan dan deskripsi tempat yang
dikunjungi, tetapi penulis juga menyertakan foto-toto yang menarik perhatian,
memberikan gambar ilustrasi, keadaan dan peraturan yang ada di daerah kunjungan
tersebut sehingga membuat pembaca akan sangat menikmati halaman demi halaman
buku Life Traveler tanpa harus merasa bosan. Serta tidak lupa dengan tips yang
diberikan berdasarkan negara yang di kunjungi. Salah satunya, Windy menulis
tentang Traveler’s Trik ketika menaiki Sleeping Bus.
Dalam Life Traveler, windy ingin
menunjukkan sebuah perjalanan tidak hanya menikmati pemandangan atau objek
wisata semata, tapi juga mengenal manusia-manusia yang ia temui di perjalanan.
Keunikan budaya, adat istiadat, kuliner lokal hingga hikmah-hikmah menawan yang
bertebaran dalam perjalanan mereka. Sebuah sudut pandang yang berbeda tentu
akan menghasilkan rasa yang berbeda pula. Di Vietnam, Windy malah lebih banyak
mengisahkan pengalamannya menaiki bus tidur (Sleeping Bus) dan mengomentari
batas kecepatan maksimal 40 km ketimbang mengisahkan seluk-beluk keindahan Ha
Long Bay. Di Eropa, tentang Menara Eiffel juga sedikit, malah ia lebih banyak
bercerita tentang kawasan lampu merah di Amsterdam dan kota tua Praha.
Life Travel yang merupakan sebuah
buku karangan non fiksi, tentu di dalamnya juga memuat tentang sejarah dan juga
fakta-fakta tentang negara-negara yang dikunjungin oleh Windy. Hal ini mungkin
menjadi suatu kekurangan bagi pembaca yang kurang menyukai cerita non fiksi. Selain
pada pembaca sendiri, buku yang berisi gambar diantara deretan huruf dan
kalimat beraroma filosofi sangat menarik untuk dibaca.
Dan juga, buku ini sangat
direkomendasikan untuk calon pelancong yang akan mengunjungi beberapa tempat di
Indo-China serta Eropa, seperti Ha Noi (Viet Nam), Kamboja, Frankfurt, Prague,
Swiss, Paris, dan Bangkok karena dalam buku ini terdapat informasi tentang
tempat kunjungan yang terdapat pada kota dan negara tersebut. Hal ini tentunya
akan sangat bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar