Pidato sama saja
dengan hal lain yang ada di dunia ini- ada pertamanya. Orang-orang ¾ bahkan orang yang sangat hebat dalam
berbicara sehari-hari ¾ sering sangat takut jika harus perpidato
untuk pertama kalinya. Beberapa orang juga masih takut walaupun sudah pernah
melakukan pidato berkali-kali.
Kita sepertinya
yakin bahwa adanya suatu rahasia mistis dalam public speaking hingga membuat seseorang menjadi pembicara yang
baik. Ada banyak buku yang menjelaskan tentang ini. Mungkin anda merasa perlu
mencapai seseuatu sebelum dapat berdiri di depan publik.
Rahasia beberapa
orang dalam berpidato seperti Larry King, menganggap publik speaking tidak berbeda dengan jenis-jenis pembicaraan lain,
yaitu cara berbagi gagasan dengan orang ain. Dalam beberapa hal, pidato lebih
mudah daripada percakapan sehari-hari, karena anda sepenuhnya menguasai arah
pembicaraan. Tapi anda harus mempunyai sesuatu yang harus anda sampaikan. Anda
tidak dapat megelak seperti dalam pembicaraan sehari-hari dengan berkata “oh
ya? Coba ceritakan lagi” dan bahkan anda tidak dapat mengelak dengan permisi ke
kamar kecil.
BERBICARA HAL
YANG DIPAHAMI
Kunci pertama
untuk menjadi publik speaking yang sukses : Berbicaralah hal yang anda pahami. Ini kedengarannya sudah jelas,
tapi banyak pembicara pemula melakukan kesalahan dengan mengambil topik yang
tidak sepenuhnya dipahami, hingga akibatnya:
·
Audiens
anda akan merasa bosan jika mereka lebih banyak tahu dari pada anda.
·
Karena
anda tidak yakin dengan pokok bahasannya, anda bisa tidak yakin dengan sikap
anda.
Jadi, carilah
pokok bahasan yang anda pahami benar, atau gunakan pendekatan pribadi untuk
pokok bahasan yang lebih luas. Misalnya anda diminta oleh teman dekat anda
untuk menceritakan tentang perjalanan anda mengikuti tur kunjungan media,
janaganlah anda menceritakan sejaran dari media yang anda kunjungi. Katakan
saja apa yang anda lihat dan bagaimana situasi yang ada di media yang anda datangi.
Saya yakin anda akan merasa lebih enak, dan para pendengar anda akan lebih
merasa baik.
PENDEKATAN
PRAMUKA
Kunci kedua
untuk menjadi pembicara yang baik adalah mengikuti motto pramuka : persiapkan
diri. Jika anda akan membicarakan topik yang benar anda pahami, menyusun pidato
tidak akan sulit. Anda akan mampu menyusun pikiran anda lebih baik dan untuk
lebih efektif anda mengingat-ingat struktur pembicaraan berikut ini:
1. Katakan kepada mereka, apa yang akan anda
bicarakan
2. Katakan isi pembicaraan anda
3. Katakan kepada mereka, apa yang telah
anda katakan
Jka sebelumnya
anda mengatakan apa yang ingin anda bicarakan, maka audiens akan lebih mudah
mengikuti isi pidato anda. Di bagian akhir, cobalah merangkum butir-butir
penting dengan bahasa yang berbeda dengan yang digunakan pada pembukaan.
PERSIAPAN
Jika anda
berpidato dengan topik yang sudah biasa anda bicarakan, mungkin tidak terlalu
perlu untuk membuat persiapan. Tapi, jika anda berpidato dengan topik yang
tidak pernah anda bicarakan, anda harus membuat persiapan. Anda dapat mempersiapkan diri dengan berbagai cara, yang
paling cocok dengan anda.
Anda dapat
menulis pidato anda, kata demi kata, dan membacanya dalam bentuk teks. Banya
pembicara melakukan hal seperti ini. Jika anda memakai pendekatakn ini, anda
harus benyak berlatih membaca pidato hingga anda banya menatap kepada audiens
anda dan bukan menatap teks pidato anda hingga pidato selesai.
Sebagian orang
mungkin menggukan garis besar pidato atau mengunakan kartu-kartu catatan,
keuntugan menggunakan catatan adalah bahwa andacenderung berbicara oebih sopan,
dan tidak akan terjebak untuk selalu menatap naskah. Tetapi, berbiacara seperti
bahasa tubuh dan pakaian yang anda rasa paling cocok, itulah yang harus anda
lakukan.
HUMOR
Kalau anda tidak
sedang mengumumkan obat kanker atau menyatakan perang, ada baiknya mengingat
bahwa pidato yang oleh sebagian orang dianggap sebagai kutukan. Jangan terlalu
serius kalau tidak perlu. Meskipun anda memilih topik pembicaan yang serius.
Sebagian pendengar tetap senang mendengarkan humor kecil.
Jangan pernah
mengawali humor seperti kalimat-kalimat seperti:
·
“saya
kan menceritakan lelucon kecil” (tak ada orang yang akan mengatakan lelucon
besar).
·
“ada
kejadian lucu ketika berangkat ke sini.”
·
Ada
cerita lucu. anda pasti suka. Benar-benar lucu.”
·
Hal
ini mengingatkan saya pada lelucon kecil, anda mungkin pernah mendengarnya,
tapi saya tetap akan menceritakan juga.”
Mengapa
kalimat-kalimat itu di hindari? Alasannya klise, itu cara kuno mengawali atau
mengakhiri lelucon. Selain itu, anda bisa beresiko mengecewakan audiens kalau
sebelumnya menjamin mereka akan tertawa terbahak-bahak, tapi ternyata tidak.
Untuk alasan
yang sama, jangan mengakhiri cerita humor anda dengan mengatakan, “sungguh,
saudara-saudara…”. Sebaiknya anda menyesuaikan lelucon itu dengan pembicaraan
anda.
TIP-TIP LAIN
Berikut beberapa
tip kunci lain:
Tataplah Audiens Anda. Membuat kontak mata dengan audiens itu sangat penting.
Pertama, pastikan mendongak dari naskah anda atau catatan anda. Kedua, jangan
bicara pada dinding atau jendela di samping anda. Itu bukan audiens. Setiap
mendongak dari naskah, tataplah bagian audiens yang berbeda-beda agar semua
kelompok merasa diperhatikan.
Pelajarilah pemenggalan kata dan perubahan suara yang ingin
anda lakukan. Beberapa
pembicara, jika mereka membaca dari teks, menggaris bawahi kata-kata yang ingin
mereka tekankan. Gunanya ada dua, meamstikan anda memberi tekanan pada saat
yang tepat, dan memastikan bahwa anda tidak berbicara secara menonton hingga
membuat audiens anda tertidur, terutama jika anda berbicara sehabis makan.
Berdiri Tegak.
Anda tidak perlu mengambil sikap berbaris, tetapi hanya perlu berdiri yang
enak, jangan menyandar diri ke meja mimbar. Bersandar membuat pernapasan anda
terganggu dan tidak sopan.
Kalau ada mikrofon di depan anda, taruhlah pas di depan
mulut anda atau mintalah teknisi untuk melakukannya. Jangan memasksa
diri membungkuk seperti burung bangau. Bicaralah dengan normal ke mikrofon –
karena itulah fungsi mikrofon. Jika anda berteriak audiens akan sulit mendengar
suara anda. Jagalah bibir anda dalam jangkauan mikrofon seperti menoleh atau
membalikkan badan untuk menjawab pertanyaan dari samping tanpa mendekatkan
mulut anda ke mikrofon.
0 komentar:
Posting Komentar