Kamis, 04 Januari 2018

Pekerjaan Bagi Perkembangan Anak

Oleh : Maria Ulfa

Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar seorang anak mengatakan “ dia sangat manja ya sama mamanya?” saat melihat salah satu temannya bersama ibunya? Anak itu yang kurang kasih sayang? Merasa iri tidak bisa melakukannya dengan ibunya? Atau kalian berfikir ibunya tidak punya kesempatan banyak untuk bersamanya?

Jika kita mengatakan tidak ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya, tapi faktanya banyak pemberitaan tentang orang tua yang menyakiti anak mereka, membuang bahkan yang lebih parah membunuh anaknya. Berbicara tentang orang tua yang tidak sayang pada anak mereka mungkin itu pembahasan terlalu ekstrem. Namun disini, kita akan membicarakan mengenai hal sebaliknya. Orang tua yang sayang pada anaknya, hanya saja caranya yang keliru atau mungkin saja mereka hendak menunjukkan kasih sayang dalam bentuk yang lain, materi misalnya. Karena itu mereka lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja ketimbang hadir langsung dengan anak-anaknya. Padahal anaknya tidak terlalu membutuhkan materi tersebut. Hal itulah pada akhirnya membuat sang anak menciptakan asumsi sendiri tentang kegelisahannya, bahwa orang tua mereka tidak sayang padanya dan sering mengabaikannya.

Kehadiran orang tua (terutama ibu) sangat penting bagi perkembangan anak. Jika anak kehilangan peran dan fungsi ibunya, dia akan kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing, diberikan kasih sayang, perhatian dalam proses tumbuh kembangnya. Jangan karena telah menyekolahkan seorang anak di sekolah yang mahal, dengan fasilitas yang lengkap, bukan berarti orang tua tidak lagi harus mengambil bagian dalam memberikan perhatikan pada proses perkembangannya. Justru pada tahap perkembangan anak-anak, orang tualah yang harus menjalani peran utamanya.

Dalam sebuah hadis mengatakan ada beberapa kewajiban orang tua yang paling utama, yaitu “hak seorang anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberikan nama yang baik kepadanya, mendidiknya dengan cara yang baik, dan menempatkannya pada tempat yang baik/soleh dan kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah membaguskan namanya dan akhlak sopan santun, mengajarkan menulis, berenang, dan memanah, memberikannya makan dengan makanan yang baik dan menikahkannya bila sudah cukup umur”. Dari riwayat tersebut setidaknya terdapat lima kewajiban orang tua terhadap anaknya.

Yang pertama memberikan nama yang baik. Kedua, mendidiknya dengan baik yang dimulai dari pendidikan yang berada di rumah. Ketiga, mengajarkan keahlian kepada anak, seperti mengajarkan anak belajar membaca dan menulis. Keempat, menempatkannya di tempat tinggal yang baik dan dengan rezeki yang baik juga. Dan kelima, menikahkan anaknya merupakan kewajiban terakhir bagi orang tua, karena biasanya anak tidak lagi bersama dengan orang tua mereka setelah memiliki pasangan. Jika secara umum kewajiban orang tua terhadap anak adalah memberikan pendidikan dan mengasuh anak mereka serta memenuhi kebutuhan mereka, membina mental dan moral anak-anaknya.

Kehidupan keluarga merupakan tempat bagi anak untuk memperlajari emosi pertama kali. Anak akan mengenal bagaimana mengungkapkan emosi, memahami emosi di sekitarnya dan bagaimana seorang anak menanggapi emosi. Dalam perkembangan ini, seorang anak membutuhkan dukungan positif dari kedua orang tua karena ketika terjadi kegagalan dalam perkembangannya anak akan cenderung menjadi lebih agresif, menjadi pendiam, dan juga cenderung menjadi anak yang anti sosial.

Beberapa orang tua tidak memberi batasan dan dukungan bagi anak mereka karena mereka sibuk bekerja. padahal kegagalan orang tua dalam mengawasi dan memberikan perhatian pada anak dapat membuat anak merasa terpencil dan diasingkan. Orang tua seperti ini hanya mengajarkan anak bagaimana menikmati hidup tapi tidak mengajarkan anak bagaimana untuk bertahan hidup. Kehidupan keluarga yang seperti itu dimana seorang anak diberikan fasilitas yang baik, anak akan mencoba berusaha sendiri tanpa bimbingan orang tua.

Disisnilah kesalahannya, orang tua yang kurang perhatian terhadap anak akan menghadirkan banyak dampak buruk bagi si anak. ketika anak merasa diabaikan dan bahkan sering diabaikan oleh orang tuanya, timbullah sebentuk sikap pada anak yang merasa bahwa mengabaikan orang lain itu bukan suatu masalah. Anak menjadi lebih suka menarik dirinya dari situasi sosial.  Kurangnya perhatian orang tua juga dapat berdampak pada rasa percaya diri seorang anak, membuat hasil belajar yang buruk di sekolah bahkan terkadang membuat seorang anak menjadi pembangkang.

Untuk menghindari anak merasa kalau dia tidak di sayang, kurang di perhatikan maka orang tua harus pandai dalam membagi waktu untuk keluarga dan juga untuk pekerjaan. Membagi waktu untuk si anak dengan cara orang tua sebaiknya berusaha untuk tidak membawa pakerjaan kantor ke rumah. Karena hal ini mempengaruhi waktu bagi si anak untuk bermanja dengan orang tuanya yang sudah di tinggal seharian.

Hal lain, orang tua yang baru pulang bekerja pasti merasa lelah. Kelelahan ini sebaiknya jangan menjadikan alasan untuk mengabaikan anak-anak. biasanya komunikasi yang lebih efektif sering terjadi ketika makan malam bersama keluarga. Saat itu orang tua dapat menanyakan tentang kesehariannya si anak, sekolahnya dan juga teman-temannya. Komunikasi ringan seperti ini tidak akan membuat anak berfikir dia yang kurang di sayang walaupun orang tuanya bekerja.

Banyak cara meluangkan waktu untuk anak dan tetap ada untuk buah hati meskipun bekerja. Semua tergantung pada orang tua yang benar tidak ingin anak mereka merasa kurang perhatian dan kurang dapat bermanja atau orang tua yang lebih memetingkan pekerjaan dan membiarkan anak mereka besar dengan manjaan orang yang mengasuhnya yang mungkin terbatas.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Nona Alviena Published @ 2014 by Ipietoon