Minggu, 21 Mei 2017

Terjadinya Alam Semesta


            Berjuta tahun yang sudah silam, semua itu tidak ada. Tidak ada langit, tidak ada bumi, gunung-gunung tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, sungai-sungai, lautan-lautan, benda-benda diangkasa (bulan, bintang, matahari), dan manusiapun belum ada. Begitu juga para malaikat, jin-jin, iblis-iblis pun belum ada. Lantas apa dan siapa yang ada dikala itu? yang ada hanyalah Allah Ta’ala.
Kalamullah dalam Al-Quran menyebutkan:

هُوَ ٱلۡأَوَّلُ وَٱلۡأٓخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلۡبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ ٣
Artinya:
“Dialah yang awal dan yang akhir, yang zhahir dan yang bathin ; dan dia maha mengetahui segalanya”.
(QS. Al-Hadid:3)

Jelas menurut kalamullah di atas, bahwa Allahlah yang mula pertama telah ada sebelum segala sesuatu ada dan tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang nyata adanya karena banya bukti-buktinya dan tidak dapat digambarkan hikmat zat-NYA oleh akal.
Kemudian dengan Kodrat dan Iradat-Nya, Allah menciptakan alam semesta ini dalam 6 periode (masa). Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

وَهُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ وَكَانَ عَرۡشُهُۥ عَلَى ٱلۡمَآءِ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۗ وَلَئِن قُلۡتَ إِنَّكُم مَّبۡعُوثُونَ مِنۢ بَعۡدِ ٱلۡمَوۡتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ٧
Artinya:
“dan Dialah yang menciptakan lagit dan bumi dalam enam masa. Dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah diantara kamu yang lebih baik amalnya”.
(QS. Hud : 7)

Dalam menciptakan alam semesta, Allah hanya cukup mengucapkan “KUN (jadilah)!. Maka terciptalah apa yang dikehendaki-Nya, tanpa bantuan siapapun.
Allah berfirman:
إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيۡ‍ًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ٨٢

Artinya:
“Sesungguh-Nya keadaannya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “jadilah!” maka terjadilah ia”.
(QS. Yasiin : 82)

Sehingga yang tadinya tidak ada menjadi ada. Yang tadinya hampa dan kosong menjadi rupa dan berbentuk. Akhirnya terciptalah alam semesta ini yang terdiri dari langit, bumi dan seisinya, yakni matahari, bulan, bintang, tumbuhan, gunung, samudra, lautan, binatang. Dan Allah juga menciptakan makhluk-makhluk halus seperti iblis/syaitan-syaitan, malaikat-malaikat dan jin-jin seta makhluk lainnya.
Dengan demikian, maka setiap siang dan malam kita dapat menyaksikan itu semua, yaitu alam disekeliling kita. Maka, benarlah Firman Allah Ta’ala:

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ٣

Artinya:
“sesungguhnya tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas arasy (singgasana) untuk mengatur segala urusan”.
(QS. Yunus : 3)

Oleh karena itu, marilah kita berfikir akan keagungan, kebesaran dan kekuasaan Allah  serta segala apa saja yang telah diciptakan oleh-Nya. Bagaimana langit di tinggikan tanpa tiang, bagaimana bumi dibentangkan, bagaimana gunung ditegakkan dan bagaimana unta itu dijadikan? Itulah tanda kekuasaan Allah.

Selanjutnya ada disingkapkan dalam suatu riwayat, bahwa Allah Ta’ala menjadikan sebuah pohon yang bercabang empat. Ia menamainya pohon yakin. Kemudian Allah menjadikan nur Muhammad dalam hijab dari intan permata yang putih seperti burung thawus (burung merak) dan Ia meletakkannya pada pohon yakin itu. maka thawus itu bertasbih pada pohon itu selama 70.000 tahun. Lalu Allah menjadikan cermin haya’ (malu) dan diletakkan di muka thawus. Setelah thawus melihat bentuk rupanya dalam cermin dengan sebaik-baik dan seindah-indah bentuk dan lebih indah gerakannya, maka ia merasa malu kepada Allah sehingga ia berkeringat.

Kemudian nur Muhammad itu bersujud 5 kali. Inilah kita diwajibkan bersujud waktu pada waktu-waktu tertentu. Oleh karenanya Allah Ta’ala mewajibkan shalat lima waktu kepada Muhammad saw. beserta umatnya.

Selanjutnya Allah memandang kepada itu. karena malunya kepada Allah, maka berkeringatlah nur Muhammad itu dan:
1.      Dari keringat hidungnya nur, Allah menjadikan para malaikat.
2.      Dari keringat wajahnya, Allah menjadikan Arasy, kursy, Lauh, Kolam, matahari, bulan, hijab-hijab, bintang-bintang dan apasaja yang ada di langit.
3.      Keringat dari dadanya, Allah menjadikan para nabi, rasul-rasul, ulama, syuhada dan shalihin.
4.      Keringat dari punggungnya, Allah menjadikan Baitul Makmur, Ka’bah, Baitul Mukaddas dan tempat-tempat masjid seluruh dunia.
5.      Keringat dari kedua alisnya, maka Allah menjadikan umat Muhammad dari golongan mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat.
6.      Keringat dari kedua telingatnya,  Allah menjadikan ruh-ruh yahudi, Nashara, Majusi dan sebangsanya seta golongan orang-orang yang sama lacut dan buas dan orang-orang munafik.
7.      Dari keringat kedua kakinya, Allah menjadikan bumi dan seisinya dari arah timur sampai arah barat.

Kemudian Allah swt. berkata kepada nur itu:
“lihatlah mukamu wahai nur Muhammad saw.”

Maka beliau melihat dimukanya berupa nur, di belangkangnya berupa nur, dan disebelah kanan kirinya juga berupa nur. Dan mereka itu adalah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali (semoga Allah meridhai mereka).

Kemudian nur itu bertasbih selama 70.000 tahun. Dan Allah menjadikannya nurnya para nabi adalah dari nur Muhammad saw. Lalu Allah memandang kepada nur itu, maka dari nur itu terciptalah ruh-ruh mereka, yakni ruh-ruh para nabi dijadikan dari keringat ruh Muhammad saw. Dan Allah menjadikan ruh ummat para nabi adalah dari keringat para nabi mereka. Maksudnya bahwa ruh-ruh setiap ummat dijadikan dari keringat ruh nabinya. Adapun ruh-ruh para mu’minin dijadikan dari ummat Muhammad saw. oleh karenanya mereka sama mengucapkan :

“Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah”

Selanjutnya Allah menjadikan lampu terbuat dari akik yang merah. Bagian yang luar dapat terlihat dari dalamnya. Dan Allah menciptakan bentuk Muhammad, lalu Ia meletakkannya pada lampu itu. maka beliau berdiri di dalamnya sebagaimana berdirinya di waktu salat. Kemudian nurnya para nabu sama mengelilingi disekitar nur Muhammad saw. sambil membaca tasbih, dan membaca tahlil selama 100 tahun. Selanjutnya Allah memerintahkan ruh-ruh untuk melihat bentuknya. Maka ruh-ruh itu sama melihatnya.
*      Sebagian ruh ada yang memandang kepalanya, maka ia menjadi khalifah dan ratu (presiden) dari para makhluk.
*      Ada yang melihat keningnya, lalu ia menjadi raja yang adil.
*      Ada yang melihat kedua matanya, lalu ia menjadi orang yang menghapal kalam Allah Ta’ala.
*      Ada yang melihat kedua aliasnya, maka ia menjadi diplomat/advokad.
*      Ada yang melihat kedua telinganya, maka ia menajadi pendengar dan penerima petunjuk.
*      Sebagian ruh itu ada yang melihat kedua pipinya, maka ia menjadi orang yang bagus rupa dan akalnya.
*      Sebagian itu ada yang melihat bibirnya, maka merka akan menajdi patih (menteri).
*      Ada yang melihat hidungnya, maka ia menjadi, hakim, dokter, dan cerdik cendikia.
*      Ada yang melihat kepada mulutnya, maka menjadilah orang yang ahli berpuasa.
*      Ada yang melihat giginya, maka menjadilah pria dan wanita yang  cantik rupawan.
*      Ada yang melihat lesannya nur, maka menjadilah utusan diantara para raja.
*      Ada yang memandang tenggorokannya, maka jadilah ahli berpidato (muballig), pemberi nasehat dan mu’adzin.
*      Ada pula yang meliaht janggutnya, maka menjadilah ahli jihad fi sabilillah.
*      Ada yang memandang kepada lehernya, maka jadilah peracak kuda dan tukang pedang.
*      Ada juga yang memandang lengannya nur yang kanan, maka menjadilah orang yang ahli bekam.
*      Ada juga yang memandang lengannya nur yang yang kiri, maka menjadilah tukang takar.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Nona Alviena Published @ 2014 by Ipietoon