Dalam pelacakan teori komunikasi
perlu di jelaskan pengertian teori dan teori kominikasi berdasarkan pemikiran
para pakar ilmu sosial secara umum dan para pakar komunikasi secara khusus.
1. Pengertian Teori dan Teori Komunikasi
Wilbur
Schramm dalam buku “Introduction to Mass Communication Research” (Nafziger
& White, 1972 : 10) mendefinisikan teori sebagai :
“Suatu perangkat pernyataan yang saling
berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi
bisa dihasilkan yang dapat diuji secra alamiah, dan pada landasannya dapat
dilakukan prediksi mengenai perilaku”.
(A set of related statements, at high level of
abstraction, from which propositions can be generated that are testable by
scientific measurements and on the basis of which predictions can be made about
behavior).
Dari
definisi itu jelas bahwa teori adalah hasil telaah dengan metode ilmiah.
Mengenai metode ilmiah ini, Alexis S Than dalam bukunya “Mass Communication
Theoris and Research” (1981) mengungkapkan bahwa yang dimaksudkan metode ilmiah
adalah metode penyelidikan atau metode pemaparan kebenaran yang menunjukkan
ciri – ciri sebagai berikut :
a. Objektivitas (objectivity)
Metode ilimiah
mencari fakta dengan menganalisis informasi dari dunia nyata (real world),
yaitu dunia di luar si ilmuawan yang meneliti. Objektivitas dapat dicapai
paling tidak dengan dua cara :
1.Empirisme (empirism)
2.Logika formal (formal logic)
b. Berorientasikan
masalah (problem oriented)
Metode ilmiah akan
dapat dimulai hanya lkalau seorang peneliti mengakui adanya masalah, baik yang
praktis maupun yang teoritis, yang
memerlukan keputusan.
c. Dipandu
hipotesis (prolem oriented)
Suatu hipotesis
adalah keterangan atau keputusan yang diajukan kepada masalah untuk memulai
penelitian
Ciri hipotesis yang baik adalah :
1)
Relational
(terpaut)
Hipotesis menunjukkan keterpautan antara
kondis dengan observasi. Keterpautan ini menyajikan atau keterangan bagi
masalah yang sedang diselidiki.
2)
Berdasarkan
pengetahuan terdahulu (based on previous knowledge)
Suatu hipotesis daripada sekedar
pemekiran atau dengan. Ia berdasarkan pengetahuan terdahulu mengenai masalah
yang dikaji.
3)
Verifikasi
objektif (objective verication)
Seorang penelitian harus mampu menguji
hipotesis secara objektif. Melalui pengukuran dan observasi secara empirik
langsung dalam dunia nyata. Dengan harus menetapkan variabel variabelnya secra
konsepsional dan secara operasional.
d. Berorientasikan
teori (Theory oriented)
Teori adalah
seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait mengkait (hipotesis yang diuji
berulangkali) mengenai aspek – aspek suatu realitas. Fungsi teori menerangkan,
meramalkan/memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta secara
sistematis.
e. Korektif
mandiri (self – corrective)
Sifat korektif
mandiri dari ilmu menyebabkan perlunya bagi ilmuwan lain dalam bidang yang sama
untuk menelitinya secara mendalam. Hal itu bukan saja untuk menyebarkan
penegtahuan baru yang menjadi landasan bagi penyelidikan lain, tetapi juga
memungkinkan penggunaan prosedur yang sama dalam sistuasi yang berbeda.
Teori acapkali
dibandingkan- disamakan dan dibedakan dengan model. Lawrence Kincaid
mendefinisikan model sebagi representasi atau wakil secara fisik atau simbolik
dari suatu fenomena konkret dalam istilah – istilah abstrak yang dapat
diterapkan pada satu atau lebih kasus dala waktu lebih dari satu kali. Stephen
W. Littlejohn dalam bukunya “Human Communication” mengatakan bahwa istilah
model dapat diterapkan pada setiap gambaran simbolis dari suatu benda, proses
atau gagasan (1989).
Mengenai kaitan
teori dengan model, seorang ahli filsafat Abraham Kaplan memberikan pandangan,
teori terdiri dari dua jenis yang luas. Ada teori yang secara berkaitan dengan
suatu subjek tertentu, dan ada yang bersifat umum yang dapat diterapkan pada
berbagai bidang.
Little john
menegaskan teori dalam pengertian yang paling luas sebagai penjelasan
konseptual mengenai proses komunikasi. Littlejohn menandaskan bahwa konsep
adalah unsur pertama di antara empat jenis unsur yang terdapat dalam teori.
Konsep adalah abstraksi yang menggeneralisasikan hal – hal yang khusus atau
konkret yang disusun secara sistematik dan logis dengan memadukan ciri – ciri
dan fakta –fakta terkait. Unsur kedua adalah keterpautan (relationsip. Unsur ketiga penjelasan (explanation)
termasuk prediksi. Dan unsur keempat atau terakhir adalah pernyataan nilai
(value statement).
2. Teoritis
Komunikasi
Gabriel
Tarde yang menjadi hakim di Perancis dan mendasarkan observasi
sosiologinya pada perilaku manusia, menampilkan
teori imitasi, yakni bagaimana seseorang dipengaruhi oleh orang lain yang
berinteraksi sehari
– hari.
John
Dewey, Charles Horton Cooley, Robert E Park, dan George Herbert Mead, menempatkan
komunikasi sebagai pusat konsepsi perilaku manusia. Dewey, Cooley, Park, dan
Mead menekankan pendekatan fenomenologis pada komunikasi manusia,
menitikberatkan bahwa subjektivitas individual ketika mempersepsi suatu pesan
secara hakiki adalah kualitas manusia. Komunikasi ini adalah bagaimana
seseorang mengartikan informasi, jadi bagaimana makna diberikan kepada suatu
pesan, adalah aspek fundamental dari proses komunikasi.
a. John
Dewey
Pandangannya bahwa
komunikasi massa adalah sarana perubahan sosial. Dengan bekerjasama dengan
mahasiswanya yang cemerlang, Robert Park, Dewey mencoba memulainya dengan
menerbitkan semacam surat kabar, Thougt News, untuk melaporkan penemuan –
penemuan mutakhir ilmu sosial dan untuk membahas masalah – masalah sosial.
Pemikiran Dewey didasarkan pada revolusi Darwin, dan pada
keyakinannya bahwa teknologi komunikasi terbaru akan mampu menampilkan nilai –
nilai komunitas dalam masyarakat massa. Dewasa ini Dewey terkenal karena
filsafat pragmatiknya, suatu keyakinan yang menyatakan bahwa suatu idea akan
benar apabila dipraktekkan. Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan kenyataan,
subjek dan objek.
b. Charles
Horton Cooley
Cooley yang
dilahirjan di Ann Arbor, Michigan, belajar di Universitas Michigan (1864 –
1929) dan mengajar di almamaternya selama hidupnya. Komunikasi antar pribadi
dengan orang tua dan teman karib dalam kelompok primer adalah landasan utama
dari sosialisasi. Dalam skema konseptualnya, cooley menempatkan komunikasi pada
pada nilai yang tinggi, suatu mekanisme dalam formasi yang ia sebut the looking
glass self yang penting.
c. Robert
E. Park
Park dianggap
sebagai teorikus komunikasi massa yang pertama. Park mungkin juga peneliti
komunikasi yang pertama. Park mendefinisikan komunikasi sebagai komunikasi
proses sosial psikologis dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan
pandangan orang lain. Konsepsi komunikasi Park menunjukkan bahwa dua orang atau
lebih dapat bertukar informasi masing – masing memberikan makna yang berbeda
pada informasinya yang diterima.
d.
George Herbert mead
Mead (18631931)
mempelajari filsafat paragmatik bersama William James di Universitas
Harvard.mead menekankan komunikasi manusia sebagai agen sosialisasi yang
fundamental. Teori Mead menyatakan bahwa individu-individu menyadari dirinya
melalui interaksi dngan orang lain, yang berkomunikasi dengannya.
Mead menegaskan
bahwa diri (the self) mulai berkembang pada seoarang anak di saat seorang
individu belajar memerankan orang lain belajar mengintimidasi peranan orang
lain, dan mengantisipasi tanggapan mereka terhadap aktivitas seseorang. Mead
menciptakan konsep yang dinamakannya generalized ohter dengan diterjemahkan aku
terdiri dari
segala sikap terhadap orang – orang lain dengan siapa seseorang
berinteraksi. “Me” adalah suatu perspektif individual tentang bagaimana orang –
orang lain melihat dia.
0 komentar:
Posting Komentar