Rabu, 21 Desember 2016

Pelacakan Teori Komunikasi

            Dalam pelacakan teori komunikasi perlu di jelaskan pengertian teori dan teori kominikasi berdasarkan pemikiran para pakar ilmu sosial secara umum dan para pakar komunikasi secara khusus.

1.      Pengertian Teori dan Teori Komunikasi
            Wilbur Schramm dalam buku “Introduction to Mass Communication Research” (Nafziger & White, 1972 : 10) mendefinisikan teori sebagai :
“Suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan yang dapat diuji secra alamiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku”.
(A set of related statements, at high level of abstraction, from which propositions can be generated that are testable by scientific measurements and on the basis of which predictions can be made about behavior).

            Dari definisi itu jelas bahwa teori adalah hasil telaah dengan metode ilmiah. Mengenai metode ilmiah ini, Alexis S Than dalam bukunya “Mass Communication Theoris and Research” (1981) mengungkapkan bahwa yang dimaksudkan metode ilmiah adalah metode penyelidikan atau metode pemaparan kebenaran yang menunjukkan ciri – ciri sebagai berikut :
            a.         Objektivitas (objectivity)
            Metode ilimiah mencari fakta dengan menganalisis informasi dari dunia nyata (real world), yaitu dunia di luar si ilmuawan yang meneliti. Objektivitas dapat dicapai paling tidak dengan dua cara :
1.Empirisme (empirism)
2.Logika formal (formal logic)

b.         Berorientasikan masalah (problem oriented)
            Metode ilmiah akan dapat dimulai hanya lkalau seorang peneliti mengakui adanya masalah, baik yang praktis maupun yang teoritis, yang  memerlukan keputusan.

c.         Dipandu hipotesis (prolem oriented)
            Suatu hipotesis adalah keterangan atau keputusan yang diajukan kepada masalah untuk memulai penelitian

Ciri hipotesis yang baik adalah :
1)    Relational (terpaut)
Hipotesis menunjukkan keterpautan antara kondis dengan observasi. Keterpautan ini menyajikan atau keterangan bagi masalah yang sedang diselidiki.

2)    Berdasarkan pengetahuan terdahulu (based on previous knowledge)
Suatu hipotesis daripada sekedar pemekiran atau dengan. Ia berdasarkan pengetahuan terdahulu mengenai masalah yang dikaji.

3)    Verifikasi objektif (objective verication)
Seorang penelitian harus mampu menguji hipotesis secara objektif. Melalui pengukuran dan observasi secara empirik langsung dalam dunia nyata. Dengan harus menetapkan variabel variabelnya secra konsepsional dan secara operasional.

d.         Berorientasikan teori (Theory oriented)
            Teori adalah seperangkat dalil atau prinsip umum yang kait mengkait (hipotesis yang diuji berulangkali) mengenai aspek – aspek suatu realitas. Fungsi teori menerangkan, meramalkan/memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta secara sistematis.

e.         Korektif mandiri (self – corrective)
            Sifat korektif mandiri dari ilmu menyebabkan perlunya bagi ilmuwan lain dalam bidang yang sama untuk menelitinya secara mendalam. Hal itu bukan saja untuk menyebarkan penegtahuan baru yang menjadi landasan bagi penyelidikan lain, tetapi juga memungkinkan penggunaan prosedur yang sama dalam sistuasi yang berbeda.

            Teori acapkali dibandingkan- disamakan dan dibedakan dengan model. Lawrence Kincaid mendefinisikan model sebagi representasi atau wakil secara fisik atau simbolik dari suatu fenomena konkret dalam istilah – istilah abstrak yang dapat diterapkan pada satu atau lebih kasus dala waktu lebih dari satu kali. Stephen W. Littlejohn dalam bukunya “Human Communication” mengatakan bahwa istilah model dapat diterapkan pada setiap gambaran simbolis dari suatu benda, proses atau gagasan (1989).

            Mengenai kaitan teori dengan model, seorang ahli filsafat Abraham Kaplan memberikan pandangan, teori terdiri dari dua jenis yang luas. Ada teori yang secara berkaitan dengan suatu subjek tertentu, dan ada yang bersifat umum yang dapat diterapkan pada berbagai bidang.

            Little john menegaskan teori dalam pengertian yang paling luas sebagai penjelasan konseptual mengenai proses komunikasi. Littlejohn menandaskan bahwa konsep adalah unsur pertama di antara empat jenis unsur yang terdapat dalam teori. Konsep adalah abstraksi yang menggeneralisasikan hal – hal yang khusus atau konkret yang disusun secara sistematik dan logis dengan memadukan ciri – ciri dan fakta –fakta terkait. Unsur kedua adalah keterpautan (relationsip.  Unsur ketiga penjelasan (explanation) termasuk prediksi. Dan unsur keempat atau terakhir adalah pernyataan nilai (value statement).


2.      Teoritis Komunikasi
            Gabriel Tarde yang menjadi hakim di Perancis dan mendasarkan observasi
sosiologinya pada perilaku manusia, menampilkan teori imitasi, yakni bagaimana seseorang dipengaruhi oleh orang lain yang berinteraksi sehari
– hari.

            John Dewey, Charles Horton Cooley, Robert E Park, dan George Herbert Mead, menempatkan komunikasi sebagai pusat konsepsi perilaku manusia. Dewey, Cooley, Park, dan Mead menekankan pendekatan fenomenologis pada komunikasi manusia, menitikberatkan bahwa subjektivitas individual ketika mempersepsi suatu pesan secara hakiki adalah kualitas manusia. Komunikasi ini adalah bagaimana seseorang mengartikan informasi, jadi bagaimana makna diberikan kepada suatu pesan, adalah aspek fundamental dari proses komunikasi.

a.         John Dewey
            Pandangannya bahwa komunikasi massa adalah sarana perubahan sosial. Dengan bekerjasama dengan mahasiswanya yang cemerlang, Robert Park, Dewey mencoba memulainya dengan menerbitkan semacam surat kabar, Thougt News, untuk melaporkan penemuan – penemuan mutakhir ilmu sosial dan untuk membahas masalah – masalah sosial.
Pemikiran Dewey didasarkan pada revolusi Darwin, dan pada keyakinannya bahwa teknologi komunikasi terbaru akan mampu menampilkan nilai – nilai komunitas dalam masyarakat massa. Dewasa ini Dewey terkenal karena filsafat pragmatiknya, suatu keyakinan yang menyatakan bahwa suatu idea akan benar apabila dipraktekkan. Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan kenyataan, subjek dan objek.

b.         Charles Horton Cooley
            Cooley yang dilahirjan di Ann Arbor, Michigan, belajar di Universitas Michigan (1864 – 1929) dan mengajar di almamaternya selama hidupnya. Komunikasi antar pribadi dengan orang tua dan teman karib dalam kelompok primer adalah landasan utama dari sosialisasi. Dalam skema konseptualnya, cooley menempatkan komunikasi pada pada nilai yang tinggi, suatu mekanisme dalam formasi yang ia sebut the looking glass self yang penting.

c.         Robert E. Park
            Park dianggap sebagai teorikus komunikasi massa yang pertama. Park mungkin juga peneliti komunikasi yang pertama. Park mendefinisikan komunikasi sebagai komunikasi proses sosial psikologis dengan mana seseorang mampu menerima sikap dan pandangan orang lain. Konsepsi komunikasi Park menunjukkan bahwa dua orang atau lebih dapat bertukar informasi masing – masing memberikan makna yang berbeda pada informasinya yang diterima.

d.         George Herbert mead
            Mead (18631931) mempelajari filsafat paragmatik bersama William James di Universitas Harvard.mead menekankan komunikasi manusia sebagai agen sosialisasi yang fundamental. Teori Mead menyatakan bahwa individu-individu menyadari dirinya melalui interaksi dngan orang lain, yang berkomunikasi dengannya.

            Mead menegaskan bahwa diri (the self) mulai berkembang pada seoarang anak di saat seorang individu belajar memerankan orang lain belajar mengintimidasi peranan orang lain, dan mengantisipasi tanggapan mereka terhadap aktivitas seseorang. Mead menciptakan konsep yang dinamakannya generalized ohter dengan diterjemahkan aku terdiri dari

segala sikap terhadap orang – orang lain dengan siapa seseorang berinteraksi. “Me” adalah suatu perspektif individual tentang bagaimana orang – orang lain melihat dia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nona Alviena Published @ 2014 by Ipietoon